31HariMenulis
Ini-Karena-Bibirnya-Jesse-Eisenberg
Well then, call me “crazy” tonight cause I AM!
Akhirnya gua membuktikan juga omongan bokap temen gua, “just be thankful all day. Live with your
value. Do your best, everyday is a gift. Don’t you know why do we call it as ‘present’?”.
Awalnya gua cuma senyum tipis aja. Klise. That’s what acrossed my mind, sampai
akhirnya malam ini gua ketemu Jesse Eisenberg.
Who’s him?!
Okay, let’s make it clear, gua nggak ketemu secara nyata. Cukup
lewat layar aja gua horny dengan bibirnya yang merah. Iya lah, siapa yang nggak
pusing liat cowok bibirnya begitu?! Emm..okay, mungkin cuma gua dan dua teman gua
lainnya. Tapi puncaknya memang ada di bibir itu, entah kenapa saat gua bilang, “anjir gua pusing liat bibirnya, pengen gua
cium”, di saat itu lah gua sadar kalau kemarin-kemarin sempat lupa rasanya
bahagia karena alasan yang goblok.
Real, karena GOBLOK!
Buat gua, “bahagia itu sederhana” dan “bahagia karena goblok”
adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama, terlalu filosofis agaknya. Kita bahagia
karena hal kecil then kita sangaaaatt mendalami makna kebahagiaan itu. Bagus kok,
bagus. Gua nggak bilang itu jelek. Bagus banget malah! Tapi ada yang jauh lebih
simpel untuk bahagia tanpa perlu pakai otak (ya terkadang kita nggak perlu
berpikir banyak untuk bersyukur. Just take it. All is God’s), ya bahagia karena
goblok!
Gua bisa bilang itu goblok, ya karena orang-orang bilang itu
goblok. Gimana nggak, ketika gua mengidam-idamkan Daniel Radcliffe, semua orang
bilang, “masya Allah”, “astaga”, bahkan
bos gua bilang, “make up your mind, Gita,
please”. But me? Dunno care! I like, admire, love, melt...ah so you-name-it...of
him! Ketika gua melihat bibirnya dan tulang pipinya, aahh...I really want to
scratch that! And to be honest, I really want to hug him, dari depan, samping
kanan-kiri, belakang! Satu lagi, this is so stupid, but my heart was broken
ketika liat scene dia ciuman di film Harry Potter. I did not see that scene!
RIDICULOUS?
YES!!!
Belum lagi sederet cowok-cowok idaman gua lainnya: Skandar
Keynes, Mario Maureer, Piero Barone, Kevin Zegers, Vannes Wu (meski rambutnya
nggak gondrong lagi), and to be honest gua juga fans of Roger Danuarta (jadul?
Well classy is so sexy for me). Banyak teman gua yang cuma bisa istighfar
ketika gua lagi nafsu sama mereka. Sama halnya ketika gua dengerin teman-teman
cowok yang falling for JKT 48. Tapi di sana lah kita benar-benar bisa ketawa
and find a reason to love again our life, our day, and our problem. Buktinya deh,
orang-orang di advertising agency teman gua nggak akan sekreatif sekarang dan
hidup mereka surem banget kalau mereka nggak memuja AKB 48 dan JKT 48.
For some people say that is not the reason, but for
us..orang-orang yang bahagia karena hal goblok, that is the reason itself! Karena
memang benar pada akhirnya gua sadar nggak semua orang bisa ngerti alasan kita.
Dari sana juga akhirnya mereka kadang nggak paham nilai-nilai yang kita anut. So
why are we bothered sama orang-orang yang nggak ngerti value kita, bukan? Ketika
titik terpentingnya adalah kita melakukan yang terbaik, then let time works. Salah
seorang teman gua yang malam ini baik banget bikinin dinner box bilang, “yang penting di elonya, Beb, kalau nggak
sesuai ngapain dipaksain? Gue sih ogah. Capek. Be what you are, give the best,
lo nggak bisa ngebahagian orang ke titik maksimal”.
Iya sih, bener juga kata temen gua yang mirip ncik-ncik toko
emas itu. Bleaah...kenapa gua lupa ya masalah di atas? Kalau gua emang nggak
bisa ngebahagiain semua orang dan...ya...balik lagi sih ke orangnya memaknai
kebahagiaan yang gua berikan seperti apa.
Halah, Git, ngomongin berbagi kebagiaan, emang apa sih yang selama ini udah lo kasih buat hidup orang lain?
0 comments: