#23-things-about-her (late posting ._______.)
Let say gue adalah teman yang durhaka. Yes, sahabat macam apa yang ngucapin
ulang tahun 4 x 24 jam? GUEH. SAHABAT-KAYAK-GUEH!
Eh tapi nggak apa-apa kali ya, boarding pass aja masih valid seminggu buat
dapat diskon, so gue anggap tulisan ini belum expired untuk turut memeriahkan
usianya yang semakin uzur.
Well then, data-data di bawah ini adalah bukti kenapa gue
harus-kudu-wajib-fardhu ‘ain feeling guilty kalau nggak ngucapin “HAPPY
BIRTHDAY”. Why? Here they are…
1. Kunyit
Bukan. Bukan karena badannya kuning atau mengkerut kayak bumbu dapur.
Namanya Margaretha Septiani Primanitha (jangan sampe salah lo baca jadi
primata). Panggilannya Nitha. Iya, gue tau jauh hubungannya dari Nitha ke
Kunyit. Either ini panggilan sok-unyu buat doi atau gimana, yang pasti nama
bekennya doski serupa dengan rempah-rempah.
2. Jeans – Kaos – Kuncir Kuda
Dia bukan Pegasus yang dibajuin. Dia juga bukan gambaran casual girl karena
gue sendiri pun nggak ngerti style dia gimana. Tapi kalau gue boleh jadi cowok,
gue bakal jatuh cinta sama dia saat dia berbusana jeans, kaos, kuncir kuda. She
looks powerful in her simple way. Sayang, sexual desire gue ke laki~
3. Solo! Prameks!
Yes, dia adalah salah satu orang yang mewujudkan cita-cita gue untuk naik
kereta ke Solo. Nggak kece banget ya personal goal gue? Whatsoever. So
pastinya, gue pun bangga pakai kaos “I LOVE SOLO” hasil maksa ini anak dengan
rengekan, “nek, gue pengen punya sesuatu yang berbau Solo~”.
4. Yunani
Entah lah apa yang ada di otak ini cewek. Mirip Cleopatra aja nggak
(mungkin kisah cintanya?), tapi kental banget sama cerita Yunani. Padahal
lahirnya aja barengan sama gue. Bocah-bocah generasi ’90-an. Anehnya tau gitu
cerita-cerita Yunani. (Anyway, Cleopatra masuk mitologi Yunani nggak sih?
Sejarah gue remed).
5. Baby Box!
Awalnya benda ini cuma jadi candaan. Tapi semuanya berasa jadi serius
ketika lama-lama doi bergelut di dunia keibuan. Gimana nggak, diakhir periode
perkuliahan orang-orang rajin terpekur masa depan di perpustakaan, eh doi malah
ke panti asuhan. Main dengan bayi-bayi. Alih-alih rebutan spot enak ngetik di
perpustakaan S3, manusia-dengan-nama-beken-semacam-rempah ini malah mempertajam
insting keibuannya.
6. Coffee lover
Gue nggak tau sih dia masih ngopi apa nggak. Kalau long term memory gue
nggak nge-hang, terakhir gue denger dia udah nggak ngopi. However, di otak gue
dia masih adalah pecinta kopi. Sampai suatu hari gue tertahan di kantor nggak
bisa nyalain coffee maker, dia adalah orang yang gue telefon. Bahkan perbedaan
zona waktu nggak ngapus relasi dirinya dengan kopi di otak gue. (Thanks
anyway, saat itu gue pulang jam 1 malam setelah memelas duduk terpekur di depan
coffee maker – yang ternyata emang rusak).
7. Ceker ayam Solo
Ngomong-ngomong Solo, gue emang nggak bisa misahin dari doski. Gara-gara
dia juga, gue harus menorah sejarah ngrikiti ceker ayam jam 12 MALAM di
Solo. Yeah, cewek ini bukan cuma coffee lover, yang tau tempat-tempat ngopi
enak. Percaya lah, sampai ceker ayam di sudut Solo pun dia tau mana yang worth
untuk dikejar jam-12-malam.
8. “Cicik” Kawe
Oh iya, gue belum bilang ya kalau doi itu Chinese? Bukan mau rasis. Gue
cuma mau bilang kalau dia itu Ncik Kawe. Kenapa gue bilang kawe, dia nggak bisa
ngomong bahasa Cina. Entah nggak bisa atau gue yang nggak pernah dengar. But
for sure, buat gue dia Ncik Kawe. Titik. (udah-jangan-tanya-kenapa).
9. Stalking Addict
Obrolan sampah kita biasanya lahir dari hasil stalking. Apa pun itu!
Layaknya saling lapor, dari nyinyiran hasil stalking, gue bisa tau kemampuan
anak ini. Secara kasta, dia patut ditaruh di kelas Brahmana. Gimana nggak,
kemampuan stalking-nya lebih licin daripada belut. Pantes sih dia sekarang jadi
peneliti. Sejak muda ngasah bakatnya neliti masa lalu sih~
10. Feminism
Gue udah lupa indikator seseorang dikatakan feminis. But we used to kick
each other with gender issue. Dia teman diskusi yang menyenangkan. Open-minded,
with a lil’ bit sarcasm. Dari topik-topik berbau gender lah obrolan kita jadi
agak berisi. Yaahh, daripada mulutnya dipake nyinyir terus kan yaa.
11. Nyawa 9
Dia bukan kucing. Nggak suka kucing juga. Tapi layaknya kucing, this bitch
has a huge luck. Gue tau waktu di Jogja dia sering kecelakaan motor. Masih
mulus aja tuh badannya. Hebatnya, sering drop waktu kerja, eh kerjaannya
selesai aja tuh.
12. Deadline Rusher
Masih ngomongin kerjaan, anak ini bisa diandalkan dalam hal deadline.
Semuanya terbukti dari setiap sudut Jogja yang kita habiskan bersama di coffee
shop. Angin malam sih kalah sama tangan dinginnya doi kalau udah dikejar
deadline.
13. The bitch in team
Tangan dinginnya dengan deadline benar-benar gue rasakan di satu tahun
terakhir sebelum gue menyandang gelar SIP (nek, lo kapan, nek? *hatchihh*). Dia
nggak kenal waktu kalau lagi garap project, and it was awesome. Berada dalam
satu tim dengannya merupakan pengalaman yang nggak akan gue lupain. Apalagi
dalam suatu malam kita terlantar di Terminal Jombor demi ke Semarang. Tapi
semua itu nggak sia-sia saat pulang kita memboyong gelintiran rupiah dan yang
terpenting piala juara 1. You’re one of my best partner, bitch!
14. Babi eplek-eplek
Nah ya, selain terdampar di Terminal Jombor, gue punya cerita lain lagi
tentang dia. Okay, mungkin semesta tau dia adalah pecinta Elmo. Itu bohong,
saudara! Boneka yang selama ini ditidurinya adalah boneka babi. Pink. Butut.
Letoy. Dan bentuknya nggak mirip babi, tapi lebih ke biri-biri yang kelaperan.
Eh iya satu lagi, baru kali ini gue lihat babi yang gimbal. Itu cuma dia yang
punya, guys!
15. A hand that held when I craved for Lunar
Harusnya gue nggak nulis poin ini. Se-ha-rus-nya. Tapi bagaimana pun gue
nggak bisa melepaskan kelembutan hatinya when I was down for Lunar. (maaf, tjar
flash back bentar ya. Bentaaar aja!) Kunyit ini salah satu orang yang ada di
radar gue ketika gue mellow dengar irama cello. Terlepas dari melting-nya doski
sama sayatan biola but for sure she made me stronger during “that moment”.
16. Fortune teller?
Was she? Not fully, quite a half. Dia emang nggak bisa ngeramal 10 tahun ke
depan apakah Daniel Radcliffe bisa jadi laki gue atau nggak. Tapi dia bisa
ngebaca personality orang based on shio dan pernak-pernik horoskop. Lumayan lah
kalau instingnya lagi jalan, setidaknya gue bisa menerka apa yang harus gue
perbuat untuk bisa merebut hati Daniel Radcliffe 10 tahun mendatang.
17. Noodle? Big NO!
Anak kost kan doyannya nge-burjo, ya? Tapi dia bisa banget tahan sama mie.
Mau dibujuk kayak gimana juga komitmennya sama “no-noodle” lebih besar dari
pada….
18. Settlement issue. It’s a matter for us
…hal-hal yang mengandung unsur “settle”. Mungkin buat dia mending
ngebatalin janjinya untuk stop nge-mie daripada ngupas tuntas tentang
settlement. Itu sih dulu…waktu jaman muda duduk ngabisin waktu di pinggiran
Jogja. Sekarang nggak tau deh. Udah hidup di ibu kota dan…
19. Mr. Lucky A
…berada lebih dekat dengan Mr. Lucky A. Gue bisa bilang laki ini harusnya
sujud syukur dan tasbih-an setiap ngelangkah. Gimana nggak, beruntungnya ini
cowok bisa ngedapetin cewek macem Kunyit. I could say she’s quite stubborn.
Keras kepala sama segala keputusannya. And when I knew she decided to commit in
this relationship, you should jump into the 7th sky, dude!
20. Diet Advisor
Hmm…selain diet mie, Kunyit juga demennya makan jagung. Kayak marmut sih
emang. Eh biar gimana ini rahasianya supaya tahan nggak makan nasi. Pernah
direkomendasikan ke gue. Udah ya nggak usah tanya hasilnya gimana. Jarum
timbangan gue masih commit kok bergerak ke kanan.
21. Financial Planning
Selain makanan sehat, doi juga membuka mata gue akan pentingnya perencanaan
keuangan. Well then, bedakan pelit sama ketat. No, dia bukan hemat. Tapi ketat,
ya! And yes, hasilnya lagi nggak usah ditanya. Gue masih defisit. Even begitu,
gue pernah berhasil menjawab challenge-nya dia untuk nabung di celengan. Yiay!
22. Android Sony
Gue termasuk orang gaptek. Yang namanya tekhnologi, gue mandeg di level
user. Seriously! Sampai suatu saat ceritanya gue mau ganti HP. Karena gue
termasuk yang konvensional, maka merk yang gue pake ya itu-itu aja. Tapi ajaib
memang, Cuma dalam sejam (gue inget banget!) dia bisa yakinin gue untuk pindah
hati ke Sony. (meng, hati-hati nih~)
23. “Coba digandeng”
Last but not least. Sekuat apapun doski, dia tetap butuh gandengan. Dia
wanita biasa yang luar biasa. (gimana sih?). Ya sudah lah. Intinya teman gua yang
satu ini emang nggak boleh dilepas sembarangan. Jangan dibiarin keliaran
sendirian, kalau nggak mau dengar cerita yang “ada-ada aja” dari mulutnya. So
please, anybody around her, grab her hand.
*lapkeringet*
Jadi gini ya guys rasanya nebus dosa. Keringetan. I am about rushing type
this post. Selain dikejar perasaan bersalah, rindu ini pun jadi semakin
menggebu kala tertarik ke beberapa waktu silam.
Halah. Udah lah, sebagian diri pujangga gue udah mulai terkikis, nek!
Whereever you are, I wish you’re gonna be the one who’d be better day by
day.
Happy birthday, my girl, my bitch, my evil, my lady!
Semoga semesta dan seisinya menaungimu dengan dukungan, cinta, dan
perlindungan.
Sehat selalu, sayangku. Don’t be over positive or you’re gonna kill
yourself!
*kecupbasah*
0 comments: